Artikel Belajar Online Gratis akan melanjutkan dari artikel Merdeka belajar episode 5 sebelumnya yang membahas tentang Merdeka Belajar Episode 5 | Program Guru Penggerak . Bagaimana dengan Merdeka Belajar episode 6 ? Program Merdeka belajar episode enam membahas tentang Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi
Bagaimana proses transformasi dana pemerintah untuk perguruan tinggi pada Merdeka Belajar episode 6 ?
1. Insentif BerdasarkanCapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) (Untuk PTN)
A. Tambahan pendanaan untuk PTN yang dihitung berdasarkan capaian delapan IKU
B. Sebelumnya, perguruan tinggi hanya mendapatkan dana alokasi dasar dan dana afirmasi, khusus bagi perguruan tinggi yang tertinggal
C. Kemendikbud menyediakan bonus Rp. 500 Miliar bagi PTN yang berhasil meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) terbanyak.
2. Competitive Fund Program Kompetisi Kampus Merdeka (Untuk PTN Dan PTS)
A. Dana kompetisi sebesar Rp. 500 Miliar.
B. Tujuan pemberian dana competitive fund program kompetisi kampus merdeka untuk PTN Dan PTS yaitu ;
a, Mewujudkan aspirasi masing-masing perguruan tinggi
b. Mendorong potensi capaian 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi, tanpa bergantung pada diferensiasi Misi perguruan tinggi tersebut.
3. Matching Fund Untuk Kerja Sama dengan Mitra (PTN&PTS)
A. Dana yang tersedia Rp. 250 Miliar
B. Apabila perguruan tinggi menerima dana dari mitra, pemerintah memberi matching fund sejumlah dana yang diterima.
C. Perguruan tinggi dapat mencari mitra melalui platform kedaireka yaitu sebuah pasarloka solusi bagi permasalahan industri dan masyarakat.
D. Apa hubungan antara Perguruan Tinggi dan Industri Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi dalam hal masalah dan solusi ? Hubungan antara Perguruan Tinggi dan dunia industri adalah dunia industri mengajukan masalah untuk diselesaikan, sedang tugas perguruan tinggi menawarkan solusi untuk dunia industri.
E. Setelah perguruan tinggi menemukan mitra industri untuk kerja sama dapat mengajukan matching fund.
Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi bertujuan mempersiapkan perguruan tinggi di Indonesia agar dapat bersaing di tingkat dunia. Melalui Merdeka Belajar episode keenam yang diluncurkan pada 3 November 2020 ini, Kemendikbudristek meningkatkan total anggaran yang disalurkan kepada PTN dan PTS sebesar 70 persen, dari Rp2,9 triliun pada 2020 menjadi Rp4,95 triliun di 2021.
Terdapat tiga skema pendanaan yang dihadirkan melalui transformasi ini, yang meliputi matching fund atau dana padanan, competitive fund atau program kompetisi Kampus Merdeka, serta tambahan BOPTN, BPPTNBH, dan insentif Indikator Kinerja Utama (IKU). Peningkatan pendanaan ini menyasar tiga tujuan utama, antara lain lulusan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan berpenghasilan layak, dosen lebih mengerti kebutuhan masyarakat dan industri, dan kurikulum yang lebih mengasah keterampilan kolaborasi dan pemecahan masalah.
Terdapat delapan IKU yang menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi, yang dibagi dalam tiga klasifikasi kualitas, antara lain kualitas lulusan, kualitas kurikulum, kualitas dosen dan pengajar. Terdapat dua indikator yang terkait dengan kualitas lulusan, yaitu lulusan mendapat pekerjaan yang layak dan mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus. Terdapat tiga indikator untuk kualitas kurikulum yang meliputi program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, dan adanya program studi berstandar internasional.
Sementara tiga indikator kualitas dosen dan pengajar, mencakup dosen berkegiatan di luar kampus untuk mencari pengalaman industri maupun berkegiatan di kampus lain, praktisi dapat mengajar di dalam kampus, dan hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi internasional atas hasil riset dan pengabdian yang dimanfaatkan.
Skema pendanaan dana padanan kontribusi mitra dihadirkan untuk mengakselerasi kontribusi industri dalam pengembangan pendidikan dan penelitian di perguruan tinggi. Selain itu, penyediaan dana padanan juga ditujukan untuk meningkatkan daya guna dan hilirisasi hasil riset perguruan tinggi. Skema dana padanan ini difasilitasi melalui platform Kedaireka yang menjadi tempat bertemunya perguruan tinggi dengan pelaku usaha yang membuka peluang terjadinya kerja sama. Dari 249 perguruan tinggi yang mengusulkan sepanjang tahun 2021, terdapat 1.050 proposal yang masuk. Dari jumlah tersebut, 427 proposal dari 146 perguruan tinggi dinyatakan lolos dan layak mendapatkan dukungan pendanaan.
Selanjutnya, penyediaan skema pendanaan competitive fund melalui kompetisi Kampus Merdeka merupakan upaya untuk mendorong inovasi dan terobosan-terobosan program pendidikan tinggi yang berorientasi kepada masa depan. Hingga Desember 2021, Kemendikbudristek telah menyalurkan dana kompetitif sebesar Rp402 miliar untuk 141 perguruan tinggi.
Dari sisi penyelenggaraan pendidikan tinggi, sepanjang tahun 2021, dukungan operasional dengan Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) telah mengakomodasi 76 perguruan tinggi dengan total pagu Rp4,69 triliun. Dari pagu tersebut, sebesar 96,77 persen telah terealisasi dengan rincian Rp1,09 triliun anggaran penelitian dan Rp3,44 triliun untuk non-penelitian.
Merdeka Belajar Episode Keenam: Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi
Jakarta, 3 November 2020 --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Merdeka Belajar Episode Keenam yaitu “Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi” yang diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara virtual (3/11). Kebijakan ini diluncurkan dalam rangka mendukung visi Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, salah satunya melalui transformasi pendidikan tinggi agar mampu mencetak lebih banyak lagi talenta-talenta yang mampu bersaing di tingkat dunia.
“Tekad membangun Indonesia maju tidak boleh surut, meski kita sedang dilanda pandemi Covid-19. Justru krisis ini menyadarkan kita bahwa memiliki SDM tangguh sangat penting. Kita butuh orang-orang yang mampu berpikir dan bertindak dengan cara-cara luar biasa, yang punya kemampuan adaptasi cepat untuk bertahan menghadapi kesulitan, tidak tertinggal, dan menang dalam persaingan,” tutur Presiden.
Presiden menekankan bahwa pandemi ini harus dimanfaatkan untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional, termasuk pendidikan tinggi. “Perguruan tinggi harus merelaksasi kurikulum dari kaku menjadi fleksibel dan membuka diri terhadap cara-cara baru. Perguruan tinggi harus lebih responsif menghadapi tantangan yang ada, (mengubah) dari pendekatan teoritis menjadi pendekatan pemecahan masalah hingga mampu penciptaan dampak positif,” tegas Presiden.
“Dosen yang baik adalah dosen yang memfasilitasi mahasiswanya belajar kepada siapa saja dengan media apa saja. Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang membangun ekosistem merdeka belajar dan memanfaatkan materi dan media belajar yang luas. Perguruan tinggi harus bertransformasi lebih dinamis dan menciptakan terobosan dan membangun iklim kompetisi untuk meningkatkan daya saing. Bersinergi dan berkolaborasi dengan BUMN dan industri, untuk mendorong prestasi lebih baik,” pesan Presiden.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan Merdeka Belajar Episode Keenam lahir dengan fokus pada pembangunnan SDM unggul di jenjang pendidikan tinggi. Perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta harus bergerak lebih cepat agar dapat bersaing di tingkat dunia.
Saat ini, kata Mendikbud, fokus pengembangan perguruan tinggi bukan hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas. “Di sisi peningkatan mutu, kita harus menciptakan lulusan yang lebih baik lagi. Di sisi pendanaan per mahasiswa pun, Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Maka, Kemendikbud meningkatkan anggaran dalam konteks kinerja, untuk mencapai mutu yang kita inginkan. Dana pemerintah untuk pendidikan tinggi berada pada angka Rp2,9 triliun di 2020 dan akan ditingkatkan sebanyak 70% pada 2021 menjadi Rp4,95 triliun,” terang Mendikbud.
Tiga Terobosan Merdeka Belajar Episode Enam : Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi
Merdeka Belajar Episode Keenam mencakup tiga terobosan yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia, yaitu 1). insentif berdasarkan capaian Indikator Kinerja Utama (untuk perguruan tinggi negeri (PTN)), 2). dana penyeimbang atau matching fund untuk kerja sama dengan mitra (untuk PTN dan perguruan tinggi swasta (PTS)), dan 3). program Kompetisi Kampus Merdeka atau competitive fund (untuk PTN dan PTS).
Kebijakan pertama pada Merdeka Belajar Episode Keenam adalah insentif kinerja yang disediakan bagi PTN, didasarkan pada capaian delapan Indikator Kinerja Utama (IKU). “Untuk pertama kalinya, tambahan pendanaan PTN akan dihitung berdasarkan capaian delapan IKU,” tutur Mendikbud.
PTN yang berhasil meningkatkan IKU atau mencapai target akan diberikan bonus pendanaan. Sebelumnya, perguruan tinggi hanya mendapatkan dana alokasi dasar dan dana afirmasi, khusus bagi perguruan tinggi yang tertinggal. “Selain alokasi dasar meningkat Rp800 miliar, tahun depan pendanaan pendidikan tinggi akan ditambah insentifnya berdasarkan capaian IKU. Kemendikbud menyediakan bonus Rp500 miliar bagi PTN yang berhasil meningkatkan capaian IKU terbanyak dan mencapai target yang ditetapkan Kemendikbud,” jelas Mendikbud.
Terdapat delapan IKU yang menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi, yakni 1). lulusan mendapat pekerjaan yang layak dengan upah di atas upah minimum regional, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi; 2). mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus melalui magang, proyek desa, mengajar, riset, berwirausaha, serta pertukaran pelajar; 3). dosen berkegiatan di luar kampus dengan mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain; dan 4). praktisi mengajar di dalam kampus atau merekrut dosen yang berpengalaman di industri.
Selanjutnya, 5). hasil kerja dosen (hasil riset dan pengabdian masyarakat) dapat digunakan masyarakat dan mendapatkan rekognisi internasional; 6). program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia baik itu dalam kurikulum, magang, maupun penyerapan lulusan; 7). kelas yang kolaboratif dan partisipatif melalui evaluasi berbasis proyek atau metode studi kasus; dan 8). program studi berstandar internasional dengan akreditasi atau sertifikasi tingkat internasional.
Mendikbud mengatakan, IKU akan digunakan untuk mendorong kualitas PTN dan PTS melalui beberapa cara, diantaranya adalah memberikan alokasi insentif biaya operasional atau bantuan pendanaan bagi PTN dengan capaian IKU yang baik; memfasilitasi dana penyeimbang kontribusi mitra (matching fund) bagi PTN dan PTS; memilih program kompetisi Kampus Merdeka bagi PTN dan PTS (competitive fund); serta memantau kualitas PTS oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti).
Kebijakan kedua adalah dana penyeimbang kontribusi mitra (matching fund). Matching fund ini berarti dukungan dana dari mitra yang telah dipilih oleh perguruan tinggi, akan disamakan dengan jumlah yang diberikan Kemendikbud dengan perbandingan 1:1 atau sampai dengan 1:3 untuk pendanaan yang terkait isu sosial dan prioritas nasional.
Kemendikbud telah menyediakan platform kedaireka.id bagi perguruan tinggi dan mitra sehingga calon mitra dan perguruan tinggi secara bebas dapat mencari dan memilih mitra yang paling tepat. Calon mitra dapat mengajukan proposal permasalahan yang harus dipecahkan, dan perguruan tinggi dapat mengajukan solusi yang akan dikaji.
Untuk mendapatkan matching fund dari Kemendikbud, mitra dan perguruan tinggi dapat mengajukan proposal secara bersama-sama. Mitra dan perguruan tinggi harus dapat meyakinkan bahwa proyek yang akan dijalankan punya potensi besar meningkatkan delapan IKU perguruan tinggi dan memecahkan masalah mitra maupun masyarakat. Melalui matching fund, kerja sama perguruan tinggi dan mitra dapat memastikan pembelajaran tetap relevan, pengetahuan dosen selalu diperbaharui, dan mahasiswa lebih siap menjajaki dunia kerja. Total matching fund yang tersedia adalah Rp250 miliar.
“Kalau ada universitas yang membangun infrastruktur untuk 5G dan bermitra dengan operator telekomunikasi atau BUMN, ini bisa menjadi matching fund. Jika ada universitas yang berinovasi dalam bidang biodiesel untuk mempertahankan kemandirian energi Indonesia, hal ini juga bisa menjadi salah satu strategi. Atau penelitian pengolahan limbah sawit untuk pakan ternak oleh suatu yayasan sosial bersama perguruan tinggi bidang agrikultur. Dana yang diberikan oleh mitra, akan disamakan oleh Kemendikbud,” terang Mendikbud saat memberikan contoh kemitraan yang bisa mendapatkan matching fund.
Kebijakan ketiga, adalah program kompetisi Kampus Merdeka atau competitive fund. Dana kompetisi sebesar Rp500 miliar dapat digunakan untuk mewujudkan aspirasi masing-masing perguruan tinggi dan mendorong potensi capaian delapan IKU.
“Ini adalah kesempatan baik bagi para civitas akademika mulai dari dosen, ketua prodi, dekan, hingga rektor yang punya ide dan terobosan untuk mengukir warisan baik di kampus. Ini saatnya civitas akademika memikirkan apa perubahan yang ingin dikedepankan di kampus? Apa spesialisasinya? Di sinilah competitive fund berperan. Bahwa proposal-proposal akan masuk dan mewujudkan misi spesialisasi perguruan tinggi dan mendorong delapan IKU,” tutur Mendikbud.
Pemenang competitive fund akan dipilih berdasarkan dampak program dalam diferensiasi misi Perguruan Tinggi itu dan dalam meningkatkan capaian delapan IKU. Mendikbud memberikan beberapa contoh program yang dapat menerima competitive fund, seperti program magang satu semester di perusahaan top dunia dengan pembimbing profesional, atau inovasi penurunan emisi karbon di perkotaan yang merupakan hasil penelitian perguruan tinggi. Bisa juga misalnya prodi kesehatan berkolaborasi dengan universitas top dunia yang melibatkan mahasiswa S2 dan S3.
Dukungan Universitas, Mahasiswa, dan Industri untuk Terobosan Kemendikbud
Pada peluncuran yang diselenggarakan secara virtual ini, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Reini Wirahadikusumah mengatakan bahwa ITB menyambut baik Merdeka Belajar Episode Keenam. Untuk mencapai delapan IKU ini pihaknya akan berusaha maksimal dengan membangun sistem dan subsistem yang mendukung, agar pencapaian IKU berkelanjutan.
“Dorongan Kemendikbud memberi fleksibilitas pada perguruan tinggi sangat relevan dan sejalan dengan upaya ITB. Mas Menteri sudah menyampaikan bahwa tiap kampus punya karakter dan keunggulan masing-masing, sehingga tiap perguruan tinggi merasa terlibat dan punya rasa memiliki karena kita saling mengisi dan turut berperan,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Mochamad Ashari menyampaikan apresiasi kebijakan Merdeka Belajar Episode Keenam. “Saya yakin tiga terobosan ini akan membawa perguruan tinggi cepat bergerak. Karena ini cocok dengan apa yang kami butuhkan. Matching fund adalah skema yang betul-betul kami tunggu. Pengalaman kami, perguruan tinggi tidak mungkin berjalan sendirian. Dengan kebijakan ini, kami bisa berkolaborasi, karena perguruan tinggi butuh mitra,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dosen Universitas Telkom, Khoirul Anwar. Ia mengatakan Kemendikbud membuat program tersebut dengan sangat baik. Ia merasa tidak sia-sia kembali ke Indonesia dari Jepang dan bergabung dengan kampus di Indonesia. “Saya merasakan bahwa tujuan penelitian adalah untuk seeking knowledge atau economic orientation yang ujungnya produk. Kalau negara maju seperti AS dan Jepang, tujuannya adalah seeking knowledge. Kalau negara berkembang seperti kita, adalah yang kedua. Suatu saat, kita akan menuju seeking knowledge. Dalam peluncuran ini, saya melihat dua tujuan penelitian ini tercapai. Saya yakin, seluruh rakyat Indonesia menyambut baik program ini,” terangnya optimis.
CEO PT. Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat juga memberikan apresiasi. Ia menyampaikan rasa terima kasih pada dunia pendidikan, khususnya dosen dan mahasiswa yang berkomitmen membangun industri nasional. “Saya kadang tanya ke talent yang bagus sekali: “Kok mau bergabung dengan Paragon?’ Mereka menjawab: ‘Saya disuruh dosen saya membangun industri nasional”. Ini memberi semangat yang tak ternilai bagi kami. Kami memprediksi gebrakan besar dari Kemendikbud dan sudah melihatnya, tapi matching fund ini melampaui harapan kami. Menurut saya, kebijakan ini konsep yang kuat dan kami dari perusahaan nasional akan mengembangkan community management dengan lebih baik lagi,” jelasnya.
Pada kesempatan ini juga, mahasiswa Universitas Airlangga, Henry Timothy, mengatakan bahwa Kampus Merdeka membuat mahasiswa punya harapan peluang lebih besar untuk magang di perusahaan-perusahaan yang baik dan memberikan pengalaman relevan di lapangan. “Setelah lulus kami memiliki bekal untuk lebih kritis menyikapi masalah dan berinovasi dalam memecahkan masalah di tengah masyarakat,” tutup Henry. *
(Tayangan ulang peluncuran Merdeka Belajar Episode Keenam: Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi:
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman:www.kemdikbud.go.id.