MERDEKA BELAJAR EPISODE 21 Dana Abadi Perguruan Tinggi

Submitted by admin on Mon, 06/19/2023 - 19:24

Apa itu Dana Abadi perguruan tinggi?

Dana Abadi
“ Dana Abadi adalah dana yang dibentuk oleh Universitas dengan tujuan untuk menghimpun sejumlah dana yang akan dikelola secara khusus sehingga hasil dari pengelolaan dana tersebut dapat digunakan untuk mendukung Tridarma Perguruan Tinggi tanpa mengurangi nilai pokok dana tersebut”.

merdeka belajar episode 21 dana abadi perguruan tinggi

Dana Abadi pendidikan untuk apa?

Kemenkeu himpun dana abadi pendidikan lebih dari Rp129 triliun

"Dana abadi ini adalah uang yang dapat memberikan dukungan untuk setiap pendidikan, penelitian dan kebutuhan semua sektor untuk meningkatkan kualitas indeks manusia," ucap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum 2023 di Jakarta,

Berapa dana abadi LPDP?

Jakarta, 14 Desember 2022 – Investasi bak “tulang punggung” dalam pengelolaan Rp125 Triliun Dana Abadi LPDP, hasil bisnisnya disalurkan dalam bentuk layanan Beasiswa dan Riset yang kini telah dinikmati puluhan ribu anak bangsa penerima manfaatnya, yakni para Awardee, Grantee, Perguruan Tinggi, dan Pegiat Budaya.

Dari mana uang LPDP?

Diketahui bahwa beasiswa LPDP bersumber dari uang negara, tepatnya melalui Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).

Dana Abadi Perguruan Tinggi, Upaya Pemerintah Wujudkan Pendidikan Tinggi Indonesia Kelas Dunia.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah meluncurkan Dana Abadi Perguruan Tinggi. Direktur Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Lukman mengatakan sebagai tahap awal dana abadi ini diberikan kepada Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) secara bertahap untuk meningkatkan fasilitas pengajaran maupun penelitian hingga menjadi perguruan tinggi kelas dunia.

“Kami menyiapkan Dana Abadi Perguruan Tinggi ini dengan harapan semua pendanaan ini bisa terfokus untuk kegiatan fasilitasi agar perguruan tinggi bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia,” ujar Lukman dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar dengan topik ‘Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia Melalui Dana Abadi Perguruan Tinggi’, pada Kamis (28/7).

Lukman memaparkan, saat ini Indonesia memiliki 4.500 perguruan tinggi. Namun, hanya 20 perguruan tinggi yang masuk di pemeringkatan dunia setiap tahunnya. Bahkan, dari 20 perguruan tinggi tersebut, hanya lima saja yang mampu masuk dalam 500 perguruan tinggi terbaik dunia.

Lima perguruan tinggi di Indonesia yang masuk 500 top perguruan tinggi dunia adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) pada peringkat 231, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada peringkat 235, Universitas Indonesia (UI) pada peringkat 248, Universitas Airlangga (Unair) pada peringkat 369, dan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada peringkat 449.

“Ini berarti dipertanyakan, kok bisa ya perguruan tingginya banyak tapi sedikit yang bisa masuk pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Lebih jauh lagi setelah dilihat terkait masalah kualitas ini adalah biaya pendidikan tinggi kita rendah sekali," ucap Lukman.

Lukman menjelaskan, dalam setahun pengeluaran dana pendidikan tinggi di Indonesia hanya Rp28 juta atau sekitar USD 2000. “Sementara India, sekitar USD 3.000. Kita hanya lebih tinggi dari Filipina yaitu USD 1.000. Masih jauh dari Malaysia yang kurang lebih USD 7.000 dan Jepang yaitu USD 8.000,” tutur Lukman.

Untuk itu, kata Lukman, PTN-BH ini menjadi contoh untuk perguruan tinggi lainnya karena lebih fleksibel dari sisi pengelolaan anggaran. Kemendikbudristek berharap melalui Dana Abadi Perguruan Tinggi ini bisa memicu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lainnya bertransformasi menjadi PTN-BH karena akan memiliki otonomi akademik dan nonakademik.

“Tahun ini, ada 16 PTN-BH, dan kalau tidak ada halangan tahun ini akan ada tambahan lagi lima. Jadi kami berharap dengan adanya Dana Abadi Perguruan Tinggi ini dapat menjadi pemacu dan pemicu untuk menjadikan perguruan tinggi kita berkelas dunia dan PTN lain yang belum menjadi PTN-BH bisa segera mengikuti menjadi PTN-BH,” ujar Lukman.

PTN yang sudah masuk dalam kategori PTN-BH yaitu UI, ITB, IPB, Universitas Diponegoro (Undip), UGM, Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Unair, Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Pendidikan Indonesia (USU), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Universitas Andalas (Unand), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Negeri Padang (UNP).

Untuk masuk dalam pemeringkatan kelas dunia, kata Lukman, ada sejumlah indikator yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi. Melalui pemberian Dana Abadi Perguruan Tinggi ini, lanjutnya, diharapkan PTN-BH bisa membiayai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan indikator tersebut.

“Kami sudah memberikan kebebasan sepenuhnya kepada perguruan tinggi, untuk betul-betul indikator apa yang akan dilaksanakan dari Dana Abadi Perguruan Tinggi ini. Sehingga menciptakan ekosistem untuk menunjang perguruan tinggi bisa berdaya saing dan menjadi kelas dunia," jelasnya.

Jadi, tegas Lukman, anggaran tersebut harus akuntabel dan digunakan untuk kegiatan menuju perguruan tinggi kelas dunia. "Seperti kolaborasi riset, seminar dan semuanya yang bisa mendukung tahapan dan hasil akhirnya menuju kelas dunia," imbuhnya.

Senada dengan itu, Direktur Fasilitasi Riset LPDP, Wisnu Sardjono Soenarso menekankan bahwa PTN-BH secara regulasi mampu mengelola aset finansial secara independen. “Jadi kami berikan dana abadi ini kepada satuan kerja (satker) yang sudah independen, bisa mengelola dan punya kebijakan sendiri,” ujar Wisnu.
 
Terkait kebijakan pengelolaan dana abadi, Wisnu menyampaikan kebijakannya diserahkan kepada perguruan tinggi masing-masing dengan catatan ada 21 aktivitas yang bisa didanai. Beberapa di antaranya adalah untuk bantuan biaya PostDoctoral (pascadoktoral), program riset kerja sama dengan World Class University (WCU), bantuan program pertukaran pelajar, kerja sama pendanaan publikasi, summer course (kursus musim panas), serta membangun international honorary board.

“Ada 21 aktivitas yang disepakati dan didanai. Tentu dari LPDP, yang menjadi perhatian adalah tata kelolanya, karena dana abadi ini berasal dari masyarakat, harusnya digunakan sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya penggunaannya, sehingga tidak ada yang salah sasaran dan salah tujuan. Jadinya, dana abadi tidak bermanfaat,” tegas Wisnu.

Wisnu berpesan kepada 16 PTN-BH untuk bersama-sama menjaga tata kelola dana abadi ini. ”Tidak hanya  penggunaannya, tapi juga bagaimana mengelola dana abadi tersebut. LPDP akan dengan senang hati menghubungi PTN-BH satu per satu tentang tips dan triknya mengelola dana abadi,” ucapnya.
 
Pada kesempatan ini, Wisnu menegaskan kembali bahwa Dana Abadi Perguruan Tinggi yang dikelola PTN-BH adalah hasil investasi dari dana abadi yang sebesar Rp7 triliun. “Kami punya jejaring dengan filantropis di dunia dan industri. Mungkin sama-sama bisa kita gunakan untuk menambah jumlah dana abadi tersebut,” papar Wisnu.

Salah satu penerima manfaat dana abadi ini, Rektor ITS, Mochamad Ashari mengapresiasi Kemendikbudristek dan LPDP yang telah mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar Episode 21: Dana Abadi Perguruan Tinggi. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Kemendikbudristek dan LPDP yang sudah membuat program ini dan memberikan kepercayaan kepada PTN-BH untuk mengelolanya. Dengan adanya bantuan yang semakin besar akan membantu masyarakat untuk mendapatkan akses pendidikan,” kata Rektor Ashari.

Rektor Ashari mengungkapkan program ini sangat ditunggu-tunggu oleh PTN-BH. “Dana abadi pendidikan ini, sangat kami tunggu-tunggu karena membantu menambah dari dana-dana yang sudah ada. Sehingga dana abadi ini memberikan kontribusi yang sangat besar kepada ITS dan kepada masyarakat, alumni-alumni untuk semua saling bergontong royong, membantu sistem pendidikan untuk menjadi berkelas dunia,” ucapnya.

Sambutan positif juga hadir dari Rektor Universitas Negeri Padang, Ganefri. Rektor Ganefri mengatakan kebijakan Merdeka Belajar episode 21 ini menantang kampusnya untuk meningkatkan kualitas sesuai Tridharma pendidikan tinggi. Menurutnya, dana abadi ini memberikan kesempatan kepada UNP untuk mengubah bentuk kelembagaan dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU) Ke PTNBH.

“Kami merasakan betul, hari ini kebijakan baik dalam penyusunan anggaran, pengelolaan akademik, tata kelola dan sebagainya itu, kita merasa ada jalan tol di mana kita bisa berlari  kencang di jalan tol yang tersedia untuk kita untuk bagaimana perguruan tinggi kita bisa ada pada jajaran perguruan tinggi kelas dunia atau WCU,” ucapnya.

Ganefri mengajak perguruan tinggi lainnya untuk memanfaatkan dana abadi secara optimal untuk pengembangan PTN-BH. “Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia dan memang terjadi peningkatan yang signifikan dengan bantuan dana abadi ini,” pungkas Rektor Ganefri.

Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 464/sipers/A6/VII/2022

Pemerintah telah melakukan penempatan dana sebesar Rp99,11 triliun dalam bentuk dana abadi di bidang pendidikan. Jumlah itu adalah akumulasi sejak 2010 hingga 2021 yang merupakan bagian dari alokasi anggaran di sektor pendidikan yang disisihkan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Pengelolaan dana abadi itu dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan,” kata Direktur Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Tri Wahyuningsih Retno Mulyani, dalam siaran pers yang diterima, Senin (20/6/2022).

Tri menambahkan, dana abadi di Bidang Pendidikan yang dikelola oleh LPDP terdiri atas Dana Abadi Pendidikan, Dana Abadi Penelitian, Dana Abadi Perguruan Tinggi, dan Dana Abadi Kebudayaan. Total akumulasi Dana Abadi di Bidang Pendidikan sampai dengan 31 Desember 2021 untuk masing-masing dana abadi, yakni Dana Abadi Pendidikan Rp81,1 triliun, Dana Abadi Penelitian Rp8 triliun, Dana Abadi Perguruan Tinggi Rp7 triliun, dan Dana Abadi Kebudayaan Rp3 triliun.

Hasil pengelolaan dana abadi tersebut digunakan untuk memberikan program layanan beasiswa, peningkatan kompetensi, dan pendanaan riset. Adapun jenis program layanan beasiswa yang diselenggarakan oleh LPDP adalah Beasiswa Umum, Beasiswa Targeted, dan Beasiswa Afirmasi.

Hingga akhir 2021, lanjut Tri, LPDP telah memberikan beasiswa kepada 29.872 penerima yang berasal dari 34 provinsi se-Indonesia. Sebanyak 15.631 alumni penerima beasiswa LPDP bekerja di berbagai sektor. Terdapat 62,8 persen di antaranya bekerja di sektor publik seperti akademisi, peneliti, ASN, pegawai profesional, hingga TNI/Polri. Sedangkan sisanya 35 persen bekerja di sektor privat, dan 2,2 persen di sektor sosial. Khusus program Beasiswa Kolaborasi, sebanyak 69.952 orang telah menerima manfaatnya.

Sementara itu, LPDP juga telah membiayai 1.668 proyek riset dengan total nilai Rp1,4 triliun dalam empat skema. Empat skema tersebut adalah skema kompetisi dengan proporsi 11,9 persen, skema invitasi 5,8 persen, skema kolaborasi internasional 1,4 persen, dan proporsi terbesar pada skema mandatori sebesar 80,9 persen.

Pada 2022 telah dialokasikan Dana Abadi Pendidikan sebesar Rp20 triliun yang telah dianggarkan dalam APBN 2022. Dengan demikian, Dana Abadi di Bidang Pendidikan yang akan dikelola oleh LPDP diproyeksikan mencapai Rp119,11 triliun.

“Dana abadi ini merupakan komitmen pemerintah di bidang pendidikan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berdaya saing. Guna menjaga komitmen ini, ke depan, APBN 2023 selain berperan menjaga pemulihan ekonomi nasional, juga diarahkan untuk mendorong produktivitas nasional, di antaranya melalui peningkatan kualitas SDM dan penguatan program pendidikan,” pungkasnya.

Investasi di pendidikan tinggi memiliki potensi dampak terbesar dalam membangun SDM unggul. Pendanaan pendidikan tinggi di Indonesia masih perlu ditingkatkan agar kampus-kampus kita bisa bersaing di tingkat dunia. Untuk meningkatkan pendanaan perguruan tinggi, kita harus menggalang kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta Kontribusi biaya pendidikan (Pemerintah vs. Masyarakat dan Sektor swasta)

Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengejar ketertinggalan pendanaan di pendidikan tinggi. Semua universitas kelas dunia pasti mampu menggalang dana dari alumni dan masyarakat untuk kebutuhan operasional dan dana abadinya

LPDP sudah menyiapkan dana abadi sebesar Rp7 triliun yang bunganya akan disalurkan kepada Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) yang berhasil menggalang dana dari masyarakat. Program Dana Abadi Perguruan Tinggi ditargetkan untuk PTNBH sebagai badan hukum yang dapat mengelola aset finansial secara independen

 

merdeka belajar episode 21 dana abadi perguruan tinggi untuk perguruan tinggi negeri berbadan hukum

 

Kenaikan jumlah dana abadi setiap PTNBH akan digunakan sebagai basis pembagian bunga yang akan membawa perubahan dalam cara pengelolaan PTNBH

Insentif untuk PTNBH

1. Mendorong PTNBH untuk memiliki dana abadi secara mandiri1

2. Meningkatkan sumber pendapatan di luar bantuan pemerintah, misalnya kontribusi alumni atau swasta

3. Memastikan pengelolaan (investasi) dana yang lebih baik di masing-masing kampus

Sebagai langkah awal, setiap PTNBH diharapkan untuk memiliki dana abadi masing-masing dan menggalang dana tambahan dari tahun ke tahun. Setiap PTNBH harus memperbesar sumber pendapatannya di luar bantuan pemerintah dan uang kuliah tunggal. Kemendikbudristek dan LPDP akan melakukan pemadanan (matching) terhadap peningkatan dana abadi (pokok + investasi) yang berhasil digalang

Formula dan kriteria pemadanan (matching) atas penambahan dan pengelolaan dana abadi masing-masing PTNBH. Dana Abadi Perguruan Tinggi dapat digunakan secara fleksibel oleh PTNBH, misalnya untuk peningkatan kualitas tridharma dan inisiatif WCU (World Class University)

Bagaimana pendapat sobat web belajar online gratis tentang dana abadi perguruan tinggi ini ? Yuk bagikan pendapat kalian di : https://belajaronlinegratis.com